JAKARTA — Produksi dan stok beras nasional terus menunjukkan perbaikan yang kian signifikan, hal tersebut merupakan sebuah capaian luar biasa yang menegaskan bahwa Indonesia menjadi semakin dekat pada kemandirian pangan.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa produksi beras periode Januari–Juli 2025 mencapai 21,76 juta ton, meningkat 14,49 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Sementara stok beras nasional pada Agustus 2025 dilaporkan menembus 4,2 juta ton, jumlah tertinggi sepanjang sejarah.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa kondisi pangan nasional saat ini terus membaik.
Saat meninjau Pasar Palembang Jaya Km 5, Sumatera Selatan, ia menyaksikan harga bahan pokok stabil bahkan ada yang turun.
“Kami pantau bersama Pak Mendagri, kami kolaborasi untuk menstabilkan harga. Yang terjadi adalah inflasi turun 2,37 menjadi 2,31,” ungkapnya.
“Ini jadi salah satu indikasi bahwa pangan kita sudah mulai stabil,” kata Amran.
Ia menambahkan, pemerintah menyiapkan operasi pasar besar-besaran dengan 1,3 juta ton beras agar masyarakat lebih mudah mengakses pangan murah.
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menilai program beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sangat membantu rakyat.
“Beras SPHP ini bukan hanya murah, tapi juga kualitasnya bagus. Bulog menjual dengan harga yang lebih terjangkau. Program ini sangat membantu masyarakat,” ujarnya.
Ia menekankan, dengan SPHP yang digencarkan Bulog, harga beras bisa kembali terkendali sehingga masyarakat tetap tenang.
Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan bahwa kemandirian pangan adalah bagian dari kedaulatan negara.
“Negara kita harus bisa berdiri di atas kaki kita sendiri. Negara kita harus berdaulat secara ekonomi, dan mampu memenuhi kebutuhan pangan kita sendiri,” kata Presiden.
Ia menambahkan, pemerintah bekerja keras membuka jutaan hektare sawah baru, menyalurkan pupuk langsung ke petani, serta meningkatkan harga beli gabah menjadi Rp6.500 per kilogram.
“Hari ini kita surplus produksi beras. Stok cadangan beras nasional lebih dari 4 juta ton. Ini adalah tertinggi selama sejarah NKRI,” tegasnya.
Perbaikan produksi dan stok beras bukan hanya menekan ketergantungan pada impor, tetapi juga menjamin stabilitas harga serta meningkatkan kesejahteraan petani.
Dengan tren positif tersebut, Indonesia berada di jalur yang tepat untuk meraih kemandirian pangan, menjadikan swasembada bukan lagi wacana, melainkan kenyataan.